Jam Skul

Mengenai Saya

Foto saya
SMA Negeri 1 Sokaraja adalah salah satu sekolah yang mewah di Banyumas

FUN CHAT


ShoutMix chat widget

Traslite

langganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Rabu, 11 November 2009

SAKSI SEJARAH


SAKSI SEJARAH 


Iak-riak air Ranu (Danau) Grati yang tenang ternyata tidak ha-nya menyimpan misteri juga menyim-pan kisah-kisah menarik tentang sejarah perjuangan bangsa. Konon kabarnya pada masa penjajahan Belanda, danau itu menjadi tempat landasan pesawat terbang amfibi milik Belanda. Dari sanalah Belanda mengendalikan pasukan tempur untuk mempertahankan kekuasaanya. Hampir setiap hari terdengan deru mesin pesawat yang datang dan pergi. Masyarakat sekitar Ranu Grati merasa sudah tidak asing lagi dengan suara-suara itu.
    Pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang yang telah berhasil mengalahkannya dalam Perang Pasifik. Sejak saat itu penjajahan Belanda di Indonesia berakhir digantikan oleh penjajahan Jepang. Sbelum meninggalkan Indonesia, Pemerintah Belanda yang berada di Grati memerintahkan kepada masyarakat untuk menenggelamkan seluruh sisa pesawat terbang amfibi yang berada di danau itu. Mereka merasa tidak rela jika nantinya peasawat itu dimiliki oleh jepang yang telah mengalah-kannya.
    Setelah Indonesia merdeka, TNI yang baru dibentuk dan belum banyak memiliki kelengkapan militer maupun persenjataan, merasa tertarik mendengar keberadaarn pesawat terbang amfibi milik Belanda yang ditenggelamkan di Ranau Grati. Jika pesawat amfibi itu dapat ditemukan, tentu akan membantu melengkapi pesawat terbang TNI yang jumlahnya masih sangat terbatas.
    Dengan bantuan masyarakat sekitar, TNI berusaha melakukan pencarian pesawat itu. Beberapa orang penduduk dengan baik naik perahu dan membawa lonjor bambi yang disambung-sambung mencoba mencari letak pesawat. Setelah beberapa lama melakukan pencarian, akhirnya mereka menemukan lokasi yang diduga tempat pesawat-pesawat itu. Mereka mencoba mendorong-mendorong benda yang ditemukan itu dengan ujung bambu untuk memastikan bahwa yang mereka temukan benar-benar pesawat terbang. Saat didorong, tiba-tiba keluar minyak berwarna kehitaman menyembur ke atas permukaan air. Mereka dapat memastikan bahwa itu adalah bahan baker dari pesawat terbang. Kini mereka benar-benar merasa yakin bahwa di tempat itulah pesawat-pesawat itu berada.
    Dengan bambu dan peralatan seaadanya, secara bergotong-royong beberapa buah pesawat terbang amfibi berhasil dinaikan ke daratan. Pesawat-pesawat yang masih dalam keadaan baik itu kemudian diserahkan kepada TNI yang pada saat itu dipimpin oleh Jendral Soedirman. Setelah di-adakan perbaikan, pesawat-pesawat itu dapat kembali dioperasikan kembali.
    Pada masa penjajahan Jepang bangsa Indonesia kembali mengalami penindasan. Setelah mengalami penderitaan yang cukup panjang, timbul kesadaran untuk melepaskan diri dari penjajah. Pemberontakan pun terjadi di Ranu Grati ini. Arek Ranu mengambil beberapa senjata dari gudang senjata milik Belanda. Agar lebih aman senjata dibawa dengan perahu melewati danau menuju ke desa seberang.
    Beberapa saat setelah meninggalkan gudang senjata tersebut, datang patroli Jepang. Saat itu melihat kedatangan tentara Jepang, dua orang pemuda di atas perahu yang dipercaya membawa senjata itu langsung merasa tegang. Mereka tahu apa yang mere-ka lakukan itu sangatlah berbahaya dan akan mengancam jiwa mereka, namun mereka merasa itulah satu-satunya jalan yang terbaik. Mereka telah siap menghadapi hal ini karena mereka tahu perjuangan adalah pengorbanan.
    Setelah bebrapa lama, akhirnya tenatara Jepang itu berlalu dai tempat itu. Mereka bersyukur kepada Tuhan YME yang telah melindungi mereka. Dan mereka menghampiri kedua temannya yang telah sampai di seberang danau. Setelah mendapatkan senjata, mereka pun menyusun strategi. Mereka bertekad melakukan perlawanan terhadap Jepang dengan senjata yang telah mereka miliki.
    Malam hari mereka mulai bergerak ke tempat-tempat yang mereka anggap strategis. Secara tidak sengaja pos penjagaan Jepang melihat pasukan pemuda terseut dan langsung melaporkan berita penyerangan tersebut, dan mereka sangatlah marah. Mereka segera mengirimkan bantuan tentara ke Pasuruan. Keesokan harinya beberapa kompi pasukan bersenjata lengkap dikerahkan ke Grati,. Beberapa jembatan dan jalan-jalan yang hendak dilalui oleh tentara mereka pasangi bom pada malam harinya. Saat tentara jepang lewat, bom itu segera diledakan sehingga banyak tentara Jepang yang tewas menjadi korban.
    Jepang pun marah dan mendatangi rumah-rumah penduduk secara membabi buta. Namun rumah-rumah tersebut telah dikosongkan. Ketika tentara Jepang menyerang para penduduk rupanya menyembunyikan tubuhnya di dalam air.
    Pada masa perjuangan itu Ranu Grati seakan-akan menjadi saksi sejarah keberanian para pejuang bangsa dalam merebut ke-merdekaan.

Oleh    :  Raditya S


6 komentar:

[+/-]Click to Show or Hide Old Comments

Wisata Riau on 11 November 2009 pukul 13.16 mengatakan...

wah... blog yg inpirtif sobt......
kyeen... mari ;lanjutkan ngeBlog......

neneng on 11 November 2009 pukul 13.20 mengatakan...

Artikel yang baik... selamat dan sukses ..

mendjaya on 11 November 2009 pukul 13.22 mengatakan...

jangan lupakan sejarah sob

Kang marno on 11 November 2009 pukul 13.42 mengatakan...

Para pejuang kita dulu sampai titik darah penghabisan membela tanah air, namun sekarang kita tinggal menikmatinya saja, kita doa kan para pejuang semoga arwahnya diterima disisinya. Amiin

reni on 11 November 2009 pukul 20.06 mengatakan...

artikel yg sangat berharga sekali kawan...sukses selalu buat anda...

echy_capaloo on 13 November 2009 pukul 11.36 mengatakan...

baguus ituu !!!!

>
[+/-]Show or Hide Comments

Posting Komentar

 

Copyright 2009 All Rights Reserved Magazine 4 column themes by One 4 All